Sabtu, 10 Januari 2015

Tugas Arsitektur Lingkungan 7

Konsep Pembangunan Kota 

Berwawasan Lingkungan




Konsep Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah suatu upaya terencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana guna meningkatkan kualitas hidup.Maka pembangunan itu harus memperhatikan lingkungan sejak mulai pembangunan di rencanakan sampai pada waktu operasi pembangunan. 

Ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan : 1) Pembangunan dilaksanakan berdasarkan nilai kemanusian. 2) Pembangunan yang memperhatikan lingkungan fisik (ramah lingkungan) alam dan lingkungan sosial. 3) Pembangunan yang mencerminkan usaha peningkatan produksi nasional berupa tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang positif. 4) Pembangunan yang dapat memperluas kesempatan kerja untuk menampung masuknya golongan usia kerja baru dalam kehidupan ekonomi. 5) Pembangunan yang bertujuan menuju pemerataan atau keseimbangan pendapatan antar golongan dan antar daerah6) Pembangunan yang memiliki usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi dan sosial, budaya, politik, dan keamanan 

Tujuan Dan Prinsip Pembangunan Berwawasan Lingkungan ini bertujuan membangun kualitas SDM yang mampu menyelaraskan tanggung jawab moral dengan strategi pembangunan berwawasan lingkungan. Prinsip pembangunan berwawasan lingkungan adalah pendayagunaan sumber daya alam sebagai pokok kemakmuran rakyat yang dilakukan secara terencana, bertanggungjawab, dan sesuai daya dukungnya dengan mengutamakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat serta memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan berkelanjutan (sustainable).

Alasan Munculnya Pembangunan Berwawasan LingkunganMenurut J. Barros dan J.M. Johnston dalam , menyebutkan bahwa munculnya pembangunan berwawasan lingkungan erat kaitannya dengan aktivitas pembangunan yang dilakukan manusia, antara lain: 
1. Kegiatan-kegiatan Industri 
2. Kegiatan Pertambangan 
3. Kegiatan Transportasi 
4. Kegiatan Pertanian 

Kesimpulannya Jadi, Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. 



sumber : http://www.slideshare.net/khadijahakdputriyaroto/konsep-pembangunan-berwawasan-lingkungan

Selasa, 06 Januari 2015

Tugas Arsitektur & Lingkungan 6

KONSTRUKSI BERKELANJUTAN 

( RAMAH LINGKUNGAN )


Konstruksi berkelanjutan adalah suatu konsep yang ditawarkan oleh pelaku di industri konstruksi untuk menjawab tantangan akan kebutuhan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di sektor infrastruktur dan konstruksi. Pembangunan berkelanjutan sendiri merupakan konsep pembangunan yang ditujukan untuk menyediakan kualitas kehidupan yang lebih baik untuk semua orang saat ini dan untuk generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga aspek pembangunan, yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan. 


Dalam implementasinya, pembangunan berkelanjutan sering ditekankan pada pencapaian aspek pelestarian lingkungan dengan pertimbangan aspek ekonomi dan sosial telah terpenuhi secara umum, pendekatan ini sering diistilahkan dengan ‘hijau’ atau ‘green’. Tantangan-tantangan yang dihadapi setiap negara berbeda tergantung sejauh mana negara tersebut telah berkembang. Untuk Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, aspek sosial dan ekonomi tetap memegang peranan penting. Untuk itu pembangunan berkelanjutan yang dilakukan di Indonesia, adalah pembangunan yang digerakkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemapanan sosial namun tetap ramah terhadap lingkungan sekitarnya. 


Konstruksi berkelanjutan adalah sebuah strategi untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan pada industri konstruksi dan infrastruktur. Industri konstruksi mempunyai peran dalam mensukseskan pembangunan berkelanjutan dengan membangun kualitas hidup yang lebih baik dan dengan lebih kompetitif serta menguntungkan, menyajikan kepuasan, kenyamanan, dan nilai lebih untuk pemilik dan pengguna, melindungi lingkungan, serta meminimalisasi penggunaan sumber daya dan energi. Dengan demikian, konstruksi berkelanjutan akan dapat menciptakan dan mengoperasikan bangunan yang ramah lingkungan dengan penggunaan sumber daya alam yang efisien dan menggunakan rancangan yang memperhatikan ekologi. Dalam hal ini industri konstruksi harus dilihat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai proses yang saling terkait mulai dari proses pemrograman, perencanaan, perancangan, pelaksanaan konstruksi, dan pemanfaatan, pemeliharaan, serta dekonstruksi dengan banyak pihak yang terkait (rantai pasok) antara lain pemilik, pengguna dan penyedia jasa. 


sumber http://103.12.84.196:81/sikbi/Pages/KonstruksiBerkelanjutan/KB/Definisi.aspx

Tugas Arsitektur & Lingkungan 5

ARSITEKTUR BIOLOGIS



Arsitektur Biologis Kontemporer

Beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global menjadi masalah kritis yang semakin disadari oleh banyak manusia di muka bumi. Tidak seimbangnya ekosistem alam, gejala cuaca ekstrem yang semin sulit diprediksi, dan bencana alam dalam berbagai skala dan fenomena mulai menjadi pembahasan hangat di setiap negara. Para pemimpin bangsa di berbagai belahan dunia pun berkumpul untuk membahas masalah pemanasan global ini, sebab bumi ini adalah tempat tinggal manusia bersama, sehingga penyelesaiannya pun harus dilakukan bersama-sama. Selain itu, berbagai komunitas dan lembaga swadaya masyarakat yang peduli akan lingkungan menjamur di mana-mana. Mereka membuat gerakan sadar lingkungan.
Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup adalah dengan menciptakan bangunan yang ramah lingkungan, baik dari segi rancang bangun (desain) maupun material bangunannya . Saat ini bukan waktunya untuk berlomba-lomba membuat bangunan pencakar langit, tetapi lebih dari itu, kita juga perlu memikirkan bangunan yang ramah dengan alam lingkungan, sehingga tercipta keseimbangan alam yang harmonis.

Dalam arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaitu pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup. Istilah arsitektur biologis diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lain Prof. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick. Sebenarnya, arsitektur biologis bukan merupakan hal yang baru, sebab sejak ribuan tahun yang lalu nenek moyang kita telah menerapkan konsep dasar dari arsitektur biologis ini, yaitu dengan membangun rumah adat (tradisional) menggunakan bahan-bahan yang diambil dari alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan mempertimbangkan rancang bagun yang dapat tahan dengan segala macam ancaman alam, seperti hewan buas dan bencana seperti banjir, longsor, gempa, dan lain-lain. Rumah adat yang berbentuk rumah panggung adalah contoh dari arsitektur biologis masyarakat Indonesia zaman dahulu. Pada peristiwa gempa di Padang tahun lalu, rumah adat ini terbukti lebih kokoh dibanding dengan rumah atau bangunan lain, karena bobotnya yang ringan, terbuat dari bambu dan kayu.

Di era modern seperti sekarang, menggunakan arsitektur biologis bukan tidak mungkin, apalagi di saat kondisi bumi mengalami perubahan drastis yang disebabkan pemanasan global. Namun, tentu kita tidak harus membangun bangunan yang sama persis dengan rumah adat, karena kondisi lingkungan saat ini tidak lagi memungkinkan kita untuk membuatnya. Yang mungkin kita lakukan adalah dengan mencoba membuat rancang bangun rumah yang efisien akan sumber daya (seperti listrik) tanpa mengurangi kenyaman bagi penghuni rumah itu sendiri. Selain itu, pentingnya pendekatan ekologis seperti ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara efisien, menekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur ulang dalam membangun lingkungan akan turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Hal ini menjadi konsep arsitektur biologis saat ini menjadi lebih kontemporer.

Para ahli bangunan dan desainer interior telah banyak memberikan saran dalam pembangunan rumah ramah lingkungan, misalnya pendapat Yeang, seorang ahli bangunan Cina yang menerapkan integrasi kondisi ekologi, yang dilalakukan dengan tiga cara, yaitu pertama, integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah, topografi, air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya. Kedua, integrasi sistim-sistim dengan proses alam, meliputi: cara penggunaan air, pengolahan dan pembuangan limbah cair, sistimpembuangan dari bangunan dan pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya. Ketiga, integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan (Yeang, 2006).

Dewasa ini, mulai banyak rimah-rumah yang membuat panel tenaga surya untuk membantu memnuhi kebutuhan listrik di rumah, jadi tidak hanya bergantung pada sumber daya listrik pemerintah yang menggunakan bahan bakar yang tidak terbaharui. Selain itu, penanaman taman di atap (roof garden) dan membuat lubang resapan di halamn rumah juga membantu dalam mengurangi risiko polutan yang terserap dan bencana banjir. Hal yang juga penting untuk dilakukan adalah menggunakan barang-barang kayu (meubel) yang telah bersertifikat, sebagai tanda material pembuat meubel tersebut adalah bukan dari hasil pembalakan liar. Kita pun perlu meningkatkan kesaran masyarakat akan hal ini, sebab di negara-negara maju seperti Amerika, kesadaran untuk memakai bahan bangunan dan perabot yang legal telah digalakkan secara optimal.
Tujuan perancangan arsitektur melalui pendekatan arsitektur adalah upaya ikut menjaga keselarasan bangunan rancangan manusia dengan alam untuk jangka waktu yang panjang. Keselarasan ini tercapai melalui kaitan dan kesatuan antara kondisi alam, waktu, ruang dan kegiatan manusia yang menuntut perkembangan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai ekologi, dan merupakan suatu upaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
 
 
 
sumber : http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/82008/TEK%201%20Pendekatan%20ekologi%20wanda%20UKP.pdf 
 http://hendriologi.blogspot.com/2010/11/arsitektur-biologis-kontemporer.html